A. PENGERTIAN DESAIN PENELITIAN
Penelitian
adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama
dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku untuk dapat
menghasilkan suatu penelitian yang baik. Untuk dapat menghasilkan penelitian
yang baik maka dibutuhkan desain penelitian untuk menunjang dan memberikan
hasil penelitian yang sistematik. Desain penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang membantu
penelitian dalam pengumpulan dan menganalisis data.
Desain
artinya rencana, tetapi apabila dikaji lebih lanjut kata itu dapat berarti pula
pola, potongan, bentuk, model, tujuan dan maksud (Echols dan Hassan
Shadily, 1976). Sedangkan Lincoln dan Guba (1985) mendefinisikan rancangan
penelitian sebagai usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara
luas tanpa menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan
dengan unsur masing-masing. Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu
Hadjar (1999) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang
digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab
pertanyaan penelitian.
Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan oleh para peneliti mengenai
pengertian desain penelitian, maka dapat ditarik kesimpulkan bahwa definisi
desain penelitian adalah sebuah kerangka kerja atau rencana untuk melakukan
studi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan dan menganalisis
data. Kegiatan pengumpulan dan analisis data tersebut untuk menggali
penyelesaian sebuah permasalahan yang muncul. Rencana perlu dibuat agar
pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien, sehingga
penelitian tersebut juga dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi peneliti.
Definisi
lain mengatakan bahwa desain (design)
penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai
ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam pengertian yang lebih luas, desain
penelitian mencakup proses-proses berikut :
1. Identifikasi dan pemilihan
masalah penelitian
2. Pemilihan kerangka konsepsual
3. Memformulasikan masalah
penelitian dan membuat hipotesis
4. Membangun penyelidikan atau
percobaan
5. Memilih serta memberi definisi
terhadap pengukuran variabel-variabel
6. Memilih prosedur dan teknik
sampling yang digunakan
7. Menyusun alat serta teknik untuk
mengumpulkan data
8. Membuat coding, serta mengadakan editing
dan prosesing data
9. Menganalisa data dan pemilihan
prosedur statistik
10. Pelaporan hasil penelitian
B. RUANG LINGKUP DESAIN PENELITIAN
Ruang lingkup desain
penelitian terdiri dari :
1. Penentuan judul penelitian
Penentuan
judul penelitian sangat penting karena dapat mengetahui objek penelitian,
subjek apa yang akan diteliti, dimana lokasi penelitian, tujuan yang ingin dicapai
dan sasarannya. Ada beberapa petunjuk bagi seorang peneliti yang akan melakukan
penelitian dalam menentukan judul, yaitu :
a. Keterjangkauan
b. Ketersedian data
c. Signifikansi judul yang dipilih
Beberapa syarat yang
diperlukan untuk memilih judul penelitian, yaitu :
a. Judul ditetapkan setelah peneliti
mengetahui permasalahan pokok objek yang akan diteliti.
b. Judul penelitian mencerminkan keseluruhan
isi penulisan.
c. Judul harus mengemukakan kalimat singkat
dan jelas.
2. Penentuan masalah penelitian
Masalah
penelitian itu merupakan pedoman kegiatan penelitian. Dalam penelitian, masalah
berperan untuk mengarahkan kegiatan penelitian. Tanpa rumusan masalah, peneliti
akan kesulitan dalam pelaksanaan dan penulisan penelitiannya. Beberapa syarat
yang harus diperhatikan dalam perumusan masalah yaitu:
a. Masih berhubungan dengan judul utama
b. Mendukung tujuan penelitian
c. Mengembangkan atau memperluas cara-cara
pengujian suatu teori
d. Memberikan sumbangan terhadap metodologi
penenelitian
e. Menunjukan variabel-variabel yang diteliti
3. Penentuan tujuan penelitian.
Tujuan
penelitian dapat mengarahkan peneliti untuk mencapai sasaran dan target yang
ingin dicapai. Tujuan penelitian terdiri dari tujuan utama dan tujuan sekunder.
Tujuan utama sangat erat kaitannya dengan judul dan masalah penelitian,
sedangkan tujuan sekunder sangat tergantung pada keinginan pribadi seorang
peneliti, dengan kata lain lebih bersifat subjektif bagi peneliti.
4. Penentuan hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap permasalahan namun perlu menguji
kebenarannya. Ada beberapa cara untuk merumuskan hipotesis antara lain yaitu
sebagai berikut.
a. Hipotesis yang baik harus searah dan
mendukung Judul, Masalah, dan Tujuan Penelitian
b. Hipotesis harus dapat diuji dengan data
empiris
c. Hipotesis harus bersifat spesifik
Dalam statistik dikenal ada
dua macam hipotesis, yaitu :
a. Hipotesis nol (H0) :
hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan dan tidak ada perbedaan atau tidak
ada pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
b. Hipotesis alternative (Ha)
: hipotesis yang menyatakan adanya ketidaksamaan atau adanya perbedaan dan
saling mempengaruhi antara variabel satu dengan variabel yang lain.
5. Penentuan populasi dan sampel penelitian
Yang harus diperhatikan dalam
menentukan sampel penelitian adalah :
a. Tentukan populasi di daerah penelitian
b. Tentukan jumlah sampel yang akan diteliti
c. Tentukan metode pengambilan sampel
6. Penentuan metode dan teknik
pengumpulan data
Metode pengumpulan data
terdiri atas beberapa cara yaitu :
a. Observasi
b. Wawancara
c. Angket
d. Pengumpulan data skunder
e. Pengumpulan data melalui penginderaan jauh
7. Penentuan cara mengolah dan
menganalisis data
C. JENIS-JENIS DESAIN PENELITIAN
Pengelompokkan
desain penelitian yang menyeluruh belum dapat dibuat dewasa ini, karena
masing-masing ahli mengelompokkan jenis desain penelitian sesuai dengan kondisi
ilmuwan itu sendiri.
Ilmuwan McGrath (1970) mengelompokkan desain penelitian
menjadi lima, yaitu :
1. Percobaan dengan control
2. Studi (belajar)
3. Survey (pengamatan)
4. Investigasi (meneliti)
5. Penelitian tindakan
Sedangkan menurut Barnes
(1964), desain penelitian dibagi menjadi :
1. Studi “Sebelum – Sesudah” dengan kelompok
control
2. Studi “Sesudah Saja” dengan kelompok
control
3. Studi “Sebelum – Sesudah” dengan satu
kelompok
4. Studi “Sesudah Saja” tanpa control
5. Percobaan ex post facto
Shah (1972) mencoba membagi
desain penelitian menjadi enam, yaitu :
1. Design untuk penelitian yang ada control
2. Design untuk studi deskriptif dan analitis
3. Design untuk studi lapangan
4. Design untuk studi dengan dimensi waktu
5. Design untuk studi evaluatif –
nonevaluatif
6. Design dengan menggunakan data primer atau
data sekunder
Desain
penelitian memiliki beragam jenis dilihat dari berbagai perspektif, antara lain
:
1. Desain penelitian dilihat dari perumusan
masalahnya
a.
Penelitian
eksploratif
Penelitian yang menguji suatu variabel yang diyakini kebenarannya sehingga
menghasilkan penemuan-penemuan baru.
b.
Penelitian
uji hipotesis
Suatu penelitian yang menguji hipotesis/pernyataan yang telah ada
menggunakan metode-metode tertentu.
2. Desain penelitian berdasarkan metode
pengumpulan data
a.
Penelitian
pengamatan
Metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang
mereka saksikan selama penelitian. Proses pengamatan terdiri atas :
1)
Persiapan
termasuk latihan (training)
2)
Memulai
interaksi
3)
Pengamatan
dan pencatatan
4)
Menyelesaikan
tugas lapangan
b.
Penelitian
survai
Metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen untuk meminta
tanggapan dari responden tentang sampel. Pada dasarnya survai terdiri atas :
1)
Wawancara
2)
Kuesioner
3. Desain penelitian dilihat dari
pengendalian variabel-variabel oleh peneliti
a.
Penelitian
eksperimental
Meneliti hubungan sebab akibat antara variabel-variabel penelitian dengan
melakukan suatu proses percobaan untuk mendapatkan hasil yang presisi.
b.
Penelitian
ex post facto
Suatu penelitian yang telah diteliti sebelumnya sehingga data-datanya
(variabel-variabel penelitiannya) dapat dilacak kembali melalui kuisioner atau
dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian tersebut.
4. Desain penelitian menurut tujuannya
a.
Penelitian
deskriptif
Penelitian yang digunakan untuk memberikan penjelasan yang obyektif,
justifikasi, dan evaluasi sebagai bahan pengambilan keputusan bagi yang
berwenang dari suatu fakta atau kejadian yang sedang terjadi.
b.
Penelitian
komparatif
Membandingkan suatu permasalahan yang sama pada suatu obyek yang berbeda.
c.
Penelitian
asosiatif
Menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi
variabel lain.
5. Desain penelitian dilihat dari lingkungan
studi
a.
Studi
lapangan
Penelitian yang dilakukan melalui proses pembelajaran secara langsung atau
dapat juga dilakukan dengan menggali pengetahuan dari orang yang ahli dibidangnya.
b.
Eksperimen
lapangan
Penelitian yang proses pengujian data yang diteliti dengan melakukan suatu
percobaan sampai mendapatkan data yang akurat.
c.
Eksperimen
laboratorium
Untuk mendapatkan kebenaran dari penelitian maka suatu variabel atau
data-datanya harus diteliti dengan memanfaatkan fasilitas laboratorium sebagai
sarana pembantunya.
D. DESAIN DALAM MERENCANAKAN
PENELITIAN
Dalam
memecahkan masalah, desain dimulai dengan mengadakan penyelidikan dan evaluasi
terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui. Dari penyelidikan itu,
akan terjawab bagaimana hipotesis dirumuskan dan diuji dengan data yang
diperoleh untuk memecahkan suatu masalah. Dari sini pula dapat dicari beberapa
petunjuk tentang desain yang akan dibuat untuk penelitian yang akan dikembangkan.
E. DESAIN PELAKSANAAN PENELITIAN
Desain
pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan atau pengamatan serta
memilih pengukuran-pengukuran variabel, memilih prosedur dan teknik sampling, alat-alat untuk mengumpulkan
data kemudian membuat coding dan editing, serta memproses data yang telah
dikumpulkan.
Suchman (1967) telah membagi
desain dalam pelaksanaan penelitian, yaitu :
1. Design sampel
2. Design alat (instrument)
3. Design administrasi
4. Design analisis
F. DASAR DAN KOMPONEN RANCANGAN, SERTA PENYUSUNAN SISTEMATIKA
1. Dasar Rancangan Penelitian
Rancangan pada dasarnya merupakan keseluruhan
proses pemikiran, penentuan matang tentang hal-hal yang akan dilakukan dan
merupakan landasan yang dijadikan dasar penilaian oleh peneliti sendiri maupun
oleh orang lain terhadap kegiatan penelitian. Sehingga rancangan penelitian
bertujuan untuk memberikan pertanggungjawaban terhadap semua langkah yang akan
diambil. Baik atau tidaknya sebuah penelitian sangat tergantung pada rancangan
yang dibuat oleh peneliti. Agar rancangan dapat memperkirakan hal-hal apa yang
akan dilakukan dan dipegang selama penelitian, perumusannya harus memperhatikan
kriteria sebagai berikut.
a. Mencakup semua kegiatan yang akan
dilakukan, seperti masalah, tujuan, sumber data, saran prasarana, dan
lain-lain.
b. Disusun secara sistematis dan logis
sehingga memberi kemungkinan kemudahan bagi peneliti dalam melaksanakan dan
bagi orang lain dalam melakukan penelitian.
c. Harus dapat memperkirakan sejauh mana
hasil yang akan diperoleh, serta usaha-usaha yang mungkin dilakukan untuk
memperoleh hasil secara efektif dan efisien.
2. Komponen Rancangan Penelitian
Berdasarkan
perumusan dalam penyusunan rancangan penelitian, maka komponen suatu rancangan
penelitian meliputi :
a.
Masalah
Sebelum membuat penelitian, peneliti harus mengetahui masalah apa yang akan
ia teliti.
b.
Bentuk
atau jenis data yang dibutuhkan
Peneliti harus mengetahui untuk melakukan penelitian yang ia inginkan,
bentuk dan jenis data seperti apa yang cocok untuk digunakan sebagai bahan
penunjang penelitiannya.
c.
Tujuan
penelitian
Seorang peneliti harus tahu apa tujuan penelitiannya.
d.
Kepentingan
penelitian
Kepentingan penelitian adalah apa yang menjadi manfaat atau untuk apa
penelitian dibuat.
e.
Masalah
sampling
Seorang peneliti harus mengetahui dimana ia akan mengambil data dan siapa
yang menjadi objek data.
f.
Masalah
jadwal kegiatan
Agar penelitian dapat selesai sesuai dengan target waktu yang diinginkan,
maka seorang peneliti hendaknya membuat jadwal kegiatan.
g.
Masalah
organisasi kegiatan dan alokasi biaya
Hal ini sangat penting, karena akan mempengaruhi hasil penelitian. Jika
peneliti dapat mengorganisasi kegiatan dengan baik, maka penelitian dapat
berjalan lancar. Faktor biaya juga tidak kalah penting. Seorang peneliti harus
pandai dalam mengalokasikan biaya agar penelitiannya dapat dilakukan secara
efisien.
h.
Hipotesis
penelitian
Sebelum memulai penelitian, hendaknya peneliti mempunyai hipotesis
penelitian terlebih dahulu.
i.
Teknik
pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yaitu bagaimana cara peneliti dalam memperoleh data
yang akan digunakan sebagai bahan penelitian.
j.
Teknik
pengolahan data
Teknik pengolahan data merupakan bagaimana cara peneliti mengolah data yang
sudah ia dapat sehingga dapat menjadi sebuah penelitian.
k.
Pola
dan sistematika laporan
Pola dan sistematika laporan merupakan bentuk atau struktur sistematika
laporan penelitian sebagai hasil akhir dari kegiatan penelitian.
3. Sistematika Penyusunan Penelitian
Sistematika penelitian adalah pola urutan yang
digunakan oleh peneliti untuk membuat sebuah penelitian sehingga akan tersusun
secara logis dan sistematis sesuai dengan lingkungan di sekitar peneliti.
Sistematika hasil penelitian dapat dibagi menjadi dua metode, yaitu :
a. Sistematika Penyusunan Penelitian Kuantitatif
Isi dan
sistematika laporan hasil penelitian kuantitatif seperti skripsi, tesis, dan
disertasi dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan
bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut.
Bagian Awal
Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
a) Lembar Persetujuan Pembimbing
b) Lembar Persetujuan dan Pengesahan
Pernyataan Kesalahan Tulisan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian
C. Hipotesis Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Asumsi Penelitian
F. Definisi istilah atau Definisi Operasional
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
BAB III METODE
PENELITIAN
A.
Rancangan
Penelitian
B.
Populasi
dan Sampel
C.
Instrumen
Penelitian
D.
Pengumpulan
Data
E.
Analisis
Data
BAB IV HASIL
ANALISIS
A. …………..
B. …………..
C. …………..
BAB V PEMBAHASAN
A. …………..
B. …………..
C. …………..
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagian Akhir
1.
Daftar
Rujukan
2.
Lampiran-lampiran
3.
Riwayat
Hidup
b. Sistematika
Penyusunan Penelitian Kualitatif
Sama halnya
dengan penelitian kuantitatif, sistematika laporan hasil penelitian kuantitatif
juga terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian
akhir.
Bagian Awal
Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
a)
Lembar
Persetujuan Pembimbing
b)
Lembar
Persetujuan dan Pengesahan
Pernyataan Kesalahan Tulisan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A.
Konteks
Penelitian atau Latar Belakang
B.
Fokus
Penelitian atau Rumusan Masalah
C.
Landasan
Teori
D.
Kegunaan
Penelitian
BAB II METODE
PENELITIAN
A.
Pendekatan
dan Jenis Penelitian
B.
Kehadiran
Peneliti
C.
Lokasi
Penelitian
D.
Sumber
Data
E.
Prosedur
Pengumpulan Data
F.
Analisa
Data
G.
Pengecekan
Keabsahan Temuan
H.
Tahap-tahap
Penelitian
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Bagian Akhir
1.
Daftar
Rujukan
2.
Lampiran-lampiran
3.
Riwayat
Hidup
G. BEBERAPA KESALAHAN DALAM DESAIN PENELITIAN
Dalam melakukan sebuah penelitian salah satu hal yang sangat penting adalah
membuat rancangan atau desain penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah
peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menunjukkan arah berlangsungnya
proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan melakukan penelitian dengan
baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.
Meskipun peneliti membuat desain penelitian sebaik mungkin akan tetapi
tidak menutup kemungkinan masih terdapat kesalahan yang seringkali terjadi
dalam melakukan penelitian. Agar tercapai pembuatan desain yang benar, maka
peneliti perlu menghindari sumber potensial kesalahan dalam proses penelitian
secara keseluruhan. Kesalahan-kesalahan tersebut adalah :
1.
Kesalahan dalam Perencanaan
Kesalahan dalam perencanaan dapat terjadi saat peneliti membuat kesalahan
dalam menyusun desain yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi.
Kesalahan ini dapat terjadi pula bila peneliti salah dalam merumuskan masalah. Kesalahan
dalam merumuskan masalah akan menghasilkan informasi yang tidak dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah yang sedang diteliti. Cara mengatasi kesalahan ini
adalah dengan mengembangkan proposal dengan baik dan benar yang secara jelas menspesifikasikan
metode dan nilai tambah penelitian yang akan dijalankan.
2. Kesalahan dalam
Pengumpulan Data
Kesalahan dalam
pengumpulan data terjadi pada saat peneliti melakukan kesalahan dalam proses
pengumpulan data di lapangan. Kesalahan ini dapat memperbesar tingkat kesalahan
yang sudah terjadi dikarenakan perencanaan yang tidak matang. Untuk menghindari
hal tersebut data yang dikoleksi harus merupakan representasi dari populasi
yang sedang diteliti dan metode pengumpulan datanya harus dapat menghasilkan
data yang akurat. Cara mengatasi kesalahan ini adalah kehati-hatian dan
ketepatan dalam menjalankan desain penelitian yang sudah dirancang dalam
proposal.
3.
Kesalahan dalam Melakukan Analisis
Kesalahan dalam melakukan analisis dapat terjadi pada saat peneliti salah
dalam memilih cara menganalisis data. Selanjutnya, kesalahan ini disebabkan
pula adanya kesalahan dalam memilih teknik analisis yang sesuai dengan masalah
dan data yang tersedia. Cara mengatasi masalah ini adalah dengan membuat
justifikasi prosedur analisis yang digunakan untuk menyimpulkan data dan
memanipulasi data.
4.
Kesalahan dalam Pelaporan
Kesalahan dalam pelaporan terjadi jika peneliti membuat kesalahan dalam
mempresentasikan hasil-hasil penelitian. Kesalahan seperti ini terjadi pada
saat memberikan makna hubungan-hubungan dan angka-angka yang diidentifikasikan
dari tahap analisis data. Cara mengatasi kesalahan ini adalah hasil analisis
data diperiksa oleh orang-orang yang benar-benar ahli dan menguasai masalah
hasil penelitian tersebut.
Selain kesalahan-kesalahan yang telah dijabarkan di atas, kesalahan juga
seringkali terjadi dari dalam diri peneliti sendiri. Kesalahan tersebut juga
berpengaruh dalam proses penyelesaian penelitian, misalnya adalah sifat malas
yang dimiliki oleh peneliti, sifat yang suka menunda-nunda pekerjaan, sifat
pantang menyerah yang tidak dimiliki peneliti, sifat yang tidak mempunyai
target untuk menyelesaikan penelitian dan lain sebagainya. Sifat-sifat yang
seperti itu harus dikesampingkan agar penelitian dapat selesai dan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
Adapula kesalahan yang juga terjadi karena adanya faktor dari luar,
misalnya adalah keadaan lingkungan yang tidak mendukung penelitian yaitu dari
keluarga dan teman-teman yang tidak mendukung serta masyarakat, dosen pembimbing
yang tidak sejalan dengan mahasiswa yang melakukan penelitian, proses birokrasi
yang sulit pada saat akan mengambil sampel, atau keterbatasan sampel itu
sendiri. Untuk itu, faktor-faktor yang seperti itu selayaknya dapat
diminimalisir agar penelitian yang kita lakukan dapat berjalan dengan lancar,
baik, dan sesuai dengan tujuan serta memberikan manfaat bagi orang banyak.
2 komentar:
Artikelnya bermanfaat banget kak. Terima kasih atas ilmunya kak (^_^)
Terimakasih kak, artikelnya sangat bermanfaat :)
Posting Komentar